Kamis, 05 Desember 2013

Mengenali Diri Sendiri Di Masa Lalu ( Bagian 1)

Dulu, sewaktu saya masih berusia 9 tahun (kelas 4 SD), saya bercita-cita ingin menjadi pilot pesawat tempur. Namun karena saya sangat lemah dengan pelajaran matematika dan juga pelajaran-pelajaran lainnya, akhirnya saya mengurungkan niat tersebut. Dulu saya sangat tertarik dengan kendaraan pesawat terbang dan kereta api. Akhirnya saya mula belajar menggambar desain kereta api dan pesawat terbang walau gambarnya masih jelek. Di saat itu saya mulai menuangkan segala isi khayalan saya dengan cara menggambarnya di sebuah kertas. Sampai-sampai dulu saya sering mencoret-coret dengan gambar buku-buku pelajaran sekolah. Pada akhirnya saya mendapat nilai yang jelek, berprestasi buruk, dan dimarahi guru karena ulah saya itu. Entah mengapa dulu saya sangat senang menggambar, terutama menggambar desain-desain pesawat terbang dan kereta api. Dan di saat itu saya merasa aneh sendiri sebab dari sekian banyak teman-teman, hanya saya ada 2 orang teman saya juga yang suka menggambar khayalan-khayalan itu. Tetapi, saya menikmatinya atas kesenangan yang saya miliki. Dan saya tidak perduli dengan nilai jelek yang saya miliki, sebab saya dulu sempat berpikir dengan polos bahwa orang yang punya nilai bagus belum tentu akan hidup senang.

Ketika menginjak usia 12-15 Tahun saat saya duduk di bangku SMP, saya juga hampir merasakan hal yang sama. Saya seperti sadar bahwa saya memiliki perilaku yang agak sedikit berbeda dan agak aneh ketimbang teman-teman lainnya. Kebiasaan saya pun masih berlanjut dengan mencoret-coret buku pelajaran dan menggambar beberapa khayalan saya di kertas yang kosong walaupun gambar mulai terasa terlihat lebih baik. Di masa itu, saya sangat tertarik dengan dunia Formula 1. Saat itu saya punya tim F1 andalan yaitu tim F1 Jordan-Mugen Honda.  Saya juga memiliki seorang sahabat yang juga suka dengan Formula 1. Tim Andalannya adalah Mclaren-Mercedes dengan pembalapnya yaitu Mika Hakkinen.

F1 Jordan Mugen-Honda 198


(1999) F1 Jordan Mugen-Honda 199


(1999) Maclaren-Mercedes MP4-15

Selain tertarik dengan Formula 1, Saya juga masih tertarik dengan hal lain seperti salah satunya adalah dengan dunia kereta api. Dulu saya sempat mengoleksi mainan-mainan kereta api namun tak lama. Kereta api favorit saya adalah kereta api cepat Shinkansen Nozomi N500 (JR500). Mampu melesat dengan kecepatan 300 Km/h.


Shinkansen Nozomi N500 (JR500)


BERSAMBUNG...

Selasa, 26 November 2013

Kernel: Prologue Episode (Bagian 2)

Episode 2: Tetangga yang aneh...

Angin yang menghembus sepanjang perjalanan pulang ke rumah terasa begitu sejuk, namun tercampur dengan perasaan yang kelam dan takut. Tak dipungkiri lagi bila aku benar-benar kaget melihat kejadian hari ini yang menimpa pesawat mig-31 itu. Sesampainya di rumah, aku melihat petugas kantor pos yang sedang memasukkan sebuah surat ke dalam kotak surat di halaman depan rumahku. Aku berpikir bahwa surat itu hanya sebuah tagihan-tagihan seperti biasanya. Aku turun dari sepeda ku dan bergegas mnuju kotak surat itu. Ketika aku hendak mengambil surat itu, tiba-tiba ada suara seorang perempuan memanggil ku.

"Hei kau, anu... permisi..."
".... (aku menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak ada siapapun)..."
"permisi.., anuu.. aku dibelakang mu..."

Kemudian aku menoleh ke belakang dan aku melihat seorang perempuan berambut lurus yang panjangnya kurang lebih antara bahu dan lehernya, bertubuh kurus dan tinggi tubuhnya sekitar 157 Cm. sekiranya aku belum pernah melihatnya. Hal ini membuat ku bertanya-tanya. siapa dia? penghuni baru di depan rumah ku ini yang selama ini kosong?

"Maaf, aku membuat kaget.. hanya ingin sekedar menyapa orang di sekitar sini..." perempuan itu sambil tersenyum.
"Ah, tidak apa-apa... ku pikir suara siapa..."
"Anu, akuu.. penghuni baru di rumah ini. di sepanjang jalan ini hanya rumah ku dan rumahmu saja yang ada. Ku pikir tak ada yang tinggal di dekatku. Apakah itu rumah mu?"
"Ya, ini rumah ku... oh, jadi kau penghuni baru di sekitar sini? pantas saja aku tak pernah melihat mu..."
"Ah iya, anu.. nama ku Naichan. Panggil saja aku Nai... senang berkenalan denganmu..."
"Aku... panggil saja aku 'Einn... senang berkenalan denganmu...
"Aku beruntung memiliki seorang tetangga di sini, ku pikir aku akan tinggal sendirian di sini... di sini sangat sepi ya..."
"ya... karena ini hanya kota kecil berpenduduk sekitar 70.000 orang..."
"hmm, jumlah yang sangat sedikit dengan ukuran pulau yang cukup luas ini..."
"Dari mana kau berasal?"
"sebelum pindah kemari, aku tinggal di Jayakota, cukup jauh dari sini bukan?"
"itu sangat jauh... berarti kau berasal dari Federasi Asia Tenggara?"
"eh anuu, itu benar... Aku pindah kemari sebab tidak ada tempat lagi di sana untuk orang seperti ku..."
"Ah...itu... janganlah berpikir begitu... oh ya, maaf aku harus masuk ke rumah... sebentar lagi langit menjadi gelap... senang bisa mengobrol dengan tetangga baru...". Aku tersenyum mengakhiri pembicaraan ini.
"Baiklah, aku senang dan berharap kita bisa berbicara lebih banyak lagi..."

Ku buka pagar rumah ku dan aku menaruh sepeda ku dekat pintu masuk. Hari ini terasa lelah dan cukup terhibur oleh tetangga yang baru pindah tadi. Aku melihat-lihat ponsel ku mencari pesan yang masuk, kemudian aku membuka surat yang ku ambil dari kotak surat rumahku tadi. Untuk menghilangkan keheningan di rumah aku, aku menyalakan LED TV yang berada di ruang tengah. Kemudian aku duduk di kursi ruangan itu sambil membaca surat yang ku pegang.

Tatkala sedang membaca isi surat tersebut, aku memikirkan tentang tetangga baru itu. Menurutku, Nai sedikit terlihat aneh. Agak sedikit pemalu, gaya berbicara yang agak aneh dan gugup. Dia terlihat masih seperti siswi SMA. Apakah benar dia tinggal sendirian dengan kondisi seperti itu? Rumah yang ditempati gadis itu sudah 5 tahun dibiarkan kosong. Ketika aku sedang berpikir hal itu sambil memperhatikan TV yang menyala, muncul lah liputan berita di TV tentang kejadian pesawat MIG-31 itu. Berita itu menjelaskan bahwa, belum ada kepastian mengenai kejadian tersebut, namun tampaknya berita itu terdengar sangat menegangkan, seolah-olah seperti berita peperangan yang akan segera terjadi.

BERSAMBUNG...

Senin, 25 November 2013

Kernel: Prologue Episode (Bagian 1)

Episode 1: Prologue


Mig-31 Foxhound

Saat aku berjalan dengan sepeda yang ku pakai di bawah langit yang biru dan cerah terlihat sepanjang garis pantai. Melintas lah pesawat tempur militer jenis interceptor Mig-31 Foxhound, terbang di ketinggian cukup rendah dengan kecepatan sekitar 1,5 Mach. Suara mesin jet yang terdengar cukup memekik telinga, kaca-kaca di jendela rumah-rumah pun bergetar. Aku melihat kapal laut kelas destroyer dari garis pantai. Kapal itu berjalan mengarah menjauh dari pantai, seolah-olah mereka menghindari sesuatu.

Kapal perang menembakan rudal GTAM (Ground To Air Missile)

Pesawat Mig-31 itu kembali berputar dan menaikan ketinggiannya. Saat Mig-31 itu kembali melintas dengan ketinggian yang lebih tinggi dari sebelumnya, tiba-tiba terdengar seperti suara tembakan rudal dan terlihatlah percikan api yang cukup besar dari salah satu tabung kapal destroyer itu. Ternyata yang keluar dari tabung itu adalah sebuah rudal jenis GTAM (Ground To Air Missile). Aku berhenti sebentar dan turun dari sepeda, kutinggalkan sepeda itu di sisi jalan dan aku berlari ke arah pantai. Menyaksikan hal itu membuatku cukup terkesima namun penuh rasa takut dan tegang. Aku perhatikan rudal itu yang sedang mengejar Mig-31, dan..... "Booooomm".. Terlihat ledakan dan kepulan asap di langit biru yang cerah itu. Dan aku bertanya-tanya tentang apa yang sedang aku lihat tadi? apakah latihan militer? atau peperangan yang nyata? Kemudian aku kembali ke jalan, mengambil sepedaku, dan aku segera pulang ke rumah.


BERSAMBUNG...

Jumat, 22 November 2013

Fasilitas wi-fi di masjid hanya untuk hiburan?

Di kota Bandung sekarang ini, ada beberapa masjid yang dipasang jaringan wi-fi gratis. Namun, ada yang protes soal masjid yang memiliki fasilitas wi-fi dengan alasan wi-fi itu adalah sarana untuk hiburan, bukan ibadah. Tetapi rasanya sangat aneh bila fasilitas wi-fi itu disamakan dengan hiburan. Wi-fi adalah teknologi untuk berkomunikasi atau mencari informasi. Jangan lah berpikir sempit terhadap segala sesuatu. Tidak semua wi-fi bermakna "hiburan". Jaringan Internet itu bukan hiburan melainkan sarana untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Wi-fi itu hanya salah satu fasilitas untuk berkomunikasi. Dengan kata lain, pemikiran wi-fi yang diartikan sebagai hiburan adalah sebuah pemikiran yang sempit. Fasilitas Wi-fi yang dipasang di beberapa titik di masjid pun diatur oleh DKM setempat agar digunakan untuk hal-hal yang positif seperti untuk belajar, mencari informasi yang bermanfaat, dan-lain-lain. Fasilitas wi-fi memang bisa digunakan untuk hiburan seperti untuk bermain game online. Jika ingin bermain game online, kita juga harus memperhatikan isi dari permainan tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang negatif. Penggunaan fasilitas wi-fi ini bergantung pada tanggung jawab si pengguna itu sendiri. Jadi, janganlah langsung berpikir sempit atau negatif mengenai fasilitas wi-fi ini yang dipasang di beberapa masjid. Mungkin orang-orang tersebut belum mengerti apa teknologi wi-fi tersebut, sehingga mereka hanya mencari informasi tentang wi-fi tersebut dari sisi negatifnya saja. Padahal sisi positif dari adanya teknologi tersebut sangat banyak dan sangat bermanfaat. Pada intinya adalah kembali kepada diri sendiri agar teknologi wi-fi ini dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Minggu, 10 November 2013

Love is like a service business!

Belakangan ini saya sedang banyak berpikir soal nasib bisnis yang sedang saya jalankan. selama seminggu hal ini membuat saya sulit untuk tidur nyenyak. Entah ini mengarang cerita atau bukan, entah ini benar atau salah, yang jelas saya yang masih sebagai bisnis pemula ini hanya ingin bercerita berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami tentang bisnis jasa.

"Love is like a service business." ("Cinta itu seperti bisnis jasa"). Berdasarkan pengalaman saya dapatkan saat dulu sedang menjalankan bisnis berbentuk jasa, modal utama yang paling dibutuhkan adalah modal kepercayaan. Status kepercayaan ini sangat penting posisinya bagi mereka yang menjalankan bisnis jasa. Sebab bila suatu bisnis jasa tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan yang kuat terhadap produknya, maka bagaimana mungkin kita dapat dipercaya dan diyakini oleh seorang pelanggan agar produk jasa yang kita miliki dapat menyelesaikan masalahnya?

Jika berbicara hubungan percintaan, kebahagian, kasih sayang, dan lain-lain yang sejenisnya, produk yang digunakan pada umumnya adalah "cinta" dengan modal kepercayaan dan keyakinan terhadap produk tersebut. Bila kita tidak yakin dengan produk "cinta" yang kita miliki untuk "dijual" kepada seseorang yang membutuhkannya, maka bagaimana mungkin pelanggan akan percaya dan yakin dengan produk yang kita tawarkan untuk menyelesaikan masalah pelanggan? Maka dari itu, Cinta itu tidak butuh banyak berkata-kata, melainkan lebih membutuhkan aksi atau tindakan nyata serta percaya dan yakin bahwa produk "cinta" yang kita tawarkan dapat menyelesaikan masalahnya. Jika terjadi kegagalan, mungkin bisa jadi ada kesalahan dalam proses penawaran produknya terhadap seorang pelanggan. Tetapi jangan menyerah untuk kembali mencobanya dengan cara lain yang juga tentunya harus didukung dengan doa.

Intinya adalah: 

"Kita harus percaya dan yakin terhadap produk yang kita miliki agar para pelanggan produk juga percaya dan yakin terhadap produk kita agar produk yang kita miliki tersebut dapat diterima."

"Kita harus percaya dan yakin terhadap cinta yang kita miliki agar para pelanggan cinta juga percaya dan yakin terhadap cinta kita agar cinta yang kita miliki tersebut dapat diterima."

Jumat, 18 Oktober 2013

Acara Talkshow "kata kita"

Pada hari Kamis tanggal 17-10-2013 lalu, saya datang ke sebuah acara talkshow “kata kita” di UNPAD bersama walikota Bandung Ridwan Kamil dan Direktur program Bandung Creative City Forum (BCCF) Galih Sedayu yang membahas tentang program “Bandung Juara” dan berbagai permasalahan kota Bandung. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai komunitas dan juga dari berbagai lapisan masyarakat. Saya akan menceritakan sedikit mengenai acara tersebut.

Acara Talkshow "Kata Kita" bersama walikota Bandung Ridwan Kamil.

Dalam acara talkshow "kata kita" ini, walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bahwa ada berbagai macam masalah yang ada di kota Bandung yang dapat diselesaikan apabila pemerintah kota dan seluruh lapisan masyarakat bekerja sama. Salah satu contohnya adalah mengatasi kemacetan dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan pribadi seperti mobil. Selain itu, masalah yang paling utama yang harus diselesaikan oleh pemkot Bandung adalah masalah infrastruktur. Menurut walikota Bandung Ridwan Kamil, masalah infrastruktur seperti jalan raya sangat penting karena hal tersebut ibarat urat nadi. Kalau jalan raya banyak yang berlubang dan rusak, maka segala urusan mulai dari ekonomi, pendidikan, logistik, dan lain-lain akan tersendat dan sulit berkembang. Ibarat urat nadi yang tersendat di bagian tubuh kita, tentu akan terasa sakit dan menyebabkan pusing di kepala.

Berhubung saya adalah seorang pebisnis, saya juga merasakan hal yang dikatakan oleh walikota Bandung Ridwan kamil mengenai masalah Infrastruktur yang rusak. Yaitu, saya merasa bisnis yang saya jalankan begitu sulit berkembang dan waktu beserta biaya yang dikeluarkan tidak dapat berjalan dengan efisien. Sehingga pada akhirnya bisnis yang saya jalankan agak sedikit tersendat untuk berkembang dan membuat saya stress. Namun, begitulah sebagian masalah yang ada di kota Bandung. Saya juga berharap walikota Bandung Ridwan Kamil dapat mengatasi masalah-masalah di kota Bandung dengan berbagai macam solusinya yang sudah disiapkan. Semua lapisan masyarakat dan saya pribadi juga harus mendunkung dan dapat bekerja sama dengan walikota agar dapat tercapainya “Bandung Juara”. Walikota Bandung Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa beliau telah bekerja sama dengan berbagai komunitas dan relawan agar tercapainya cita-cita “Bandung Juara”.

Rabu, 16 Oktober 2013

Ketika Untuk Pertama Kalinya: Bisnis!

Hanya ingin sekedar bercerita sedikit tentang wirausaha menurut pendapat pribadi saya dan saya juga ingin berbagi beberapa pengalaman.

Bisnis yang pertama kali saya jalankan adalah bisnis jasa fotografi. Ketika menjalankan bisnis tersebut, saya mendapatkan berbagai pengalaman. Salah satu contohnya adalah saat saya belajar negosiasi, presentasi, koordinasi, dan lain-lain. Bukan saja secara teknis, namun saya pun belajar bagaimana sikap mental kita sebagai seorang pebisnis. Menurut pendapat saya, yang paling utama dalam sebuah bisnis adalah sikap/mental dan selalu berpikir optimis. Jika seorang pebisnis memiliki mental yang lemah, maka akan sulit untuk sukses. Salah satu contoh kecil adalah ketika kita menawarkan sebuah barang dagangan, kemudian ditolak oleh pembeli. Kejadian tersebut adalah hal biasa dalam bisnis dan tidak perlu merasa kecewa, malu, dan perasaan negatif lainnya. Tidak sedikit orang-orang yang ketika memulai bisnis yang baru berjalan selama beberapa bulan, karena keuntungannya terasa sedikit atau bahkan merugi terus, akhirnya mereka berhenti dan menyerah. Yang lebih buruk lagi adalah berpikir pesimis seperti tidak berani mencoba atau belum juga mulai mencoba berbisnis, sudah mengatakan "tidak bisa" atau "takut gagal". Seorang pebisnis harus berpikir optimis, kreatif dan inovatif, sebab tanpa 3 hal tersebut, bisnis akan sulit berkembang. Selain itu, seorang pebisnis harus berani meninggalkan "zona nyaman". Salah satu zona nyaman tersebut adalah bekerja sebagai karyawan. Bayangkan, serendah-rendahnya gaji karyawan, mereka tidak memiliki kekhawatiran di awal bulan, meskipun gaji yang diterima sangat sedikit. Minimal 10-15 hari dari awal bulan, kebutuhan pokok masih dapat terpenuhi. Sedangkan para pebisnis berpikir: "hari ini saya harus makan". Kekhawatiran seperti itu kerap muncul setiap harinya bagi para pebisnis. Akan tetapi, hal tersebut hanya sementara. Jika bisnis sudah sukses, hal tersebut tidak terlalu dikhawatirkan. Sangat perlu dicatat bahwa, saat berbisnis itu harus fokus. Jika memang ingin serius, maka jangan menjadikan bisnis yang dijalankan itu adalah "sampingan". Tinggalkan pekerjaan yang lain dan terus fokus terhadap bisnis yang dijalankan. Selain itu, sebagai pebisnis juga harus berani menanggung resiko dan berani mengambil keputusan.

Sekiranya begitulah sebagian pengalaman saya ketika pertama kali memulai berbisnis. Pada Intinya adalah saat berbisnis/wirausaha jangan mudah menyerah, harus fokus, berani meninggalkan "zona nyaman" dan harus selalu belajar.

Kamis, 10 Oktober 2013

5 Centimeters Per Second (秒速5センチメートル Byōsoku Go Senchimētoru): Mengenang masa lalu :)


Kali ini, saya kembali menonton film anime karyanya Makoto Shinkai yang lain, judulnya 5 Centimeters Per Second (秒速5センチメートル Byōsoku Go Senchimētoru). Film ini juga adaptasi dari sebuh novel di Jepang. Film ini  yang hanya berdurasi 1 jam 2 menit, dirilis tahun 2007. Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki dan anak perempuan yang sering berpindah-pindah sekolah. Hingga pada akhirnya mereka berdua bertemu di sebuah sekolah dasar dan menjadi teman dekat, kemudian berpisah kembali ketika dewasa. Film ini terbagi menjadi 3 bagian.

Chapter 1: The Chosen Cherry Blossom



Pada Chapter 1 ini diceritakan tentang bagaimana Tohno Takaki dan Akari bertemu ketika masih sekolah SD. Mereka menjadi teman dekat karena memiliki banyak kesamaan dan hobi yang sama. Takaki sudah terbiasa sering berpindah-pindah sekolah dikarenakan pekerjaan orangtuanya yang juga sering berpindah-pindah kota. Dalam Chapter 1 ini, Takaki berpindah ke kota Tokyo. Satu tahun setelah Takaki pindah ke sekolah barunya, barulah Akari pindah dan masuk ke sekolah yang sama dengan takaki dan mereka berada di kelas yang sama. Hingga mereka lulus SD dan mulai masuk ke sebuah sekolah SMP. Namun, harapan Takaki dan Akari untuk masuk ke sekolah SMP yang sama pun gagal karena Akari harus ikut pindah bersama orang tuanya dari kota Tokyo ke kota Tochigi. Jarak kedua kota tersebut cukup jauh. Mereka masih saling tetap berkomunikasi melalui surat-menyurat dan yang lebih membuat kaget Akari adalah ketika mendengar Takaki akan pindah ke Kagoshima, di mana kota tersebut adalah kota yang letaknya sangat jauh dari Tokyo dan Tochigi. Perlu diketahui pula bahwa Tohno Takaki mulai jatuh cinta kepada Akari, namun Takaki tidak menyatakan cintanya, begitu juga dengan Akari. Pada awalnya Takaki hendak memberikan sebuah surat kepada Akari yang isinya tentang semua perasaan Takaki kepada Akari, namun nahas, surat yang dibawanya hilang terbawa angin ketika sedang dalam perjalanan menuju Tochigi ketika hendak bertemu dengan Akari. Di akhir chapter ini, Akari juga hendak memberikan surat yang isinya tentang semua perasaan Akari kepada Takaki, tetapi tidak jadi karena ragu.


(Kiri: Tohno Takaki ,Kanan: Akari. Ketika mereka masih SD)


(Perjalanan Takaki ketika sudah SMP, menuju Tochigi untuk bertemu Akari.)





(Takaki dan Akari sedang bertemu di Tochigi)

Chapter 2: Cousmonaut

Di Chapter 2 lebih banyak diceritakan tentang Tohno Takaki yang duduk di bangku sekolah SMA di kota Kagoshima. Di sekolah SMA tersebut, ada seorang gadis yang berteman dengan Takaki yang bernama Kanae. Gadis itu menyukai Tohno Takaki, tetapi Takaki menganggapnya teman biasa dan tidak pernah mengetahuinya bahwa Kanae menyukai Takaki karena Kanae sendiri pun tak pernah menyatakan cintanya kepada Takaki hingga pada akhirnya Kanae pun menyesal. Di dalam Chapter ini juga diceritakan Takaki dan Akari akhirnya berhenti surat menyurat. Takaki pun tidak begitu ingat tentang siapa yang yang pertama kali berhenti menulis surat. Entah apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan Takaki menduga bahwa mungkin dirinya telah kehabisan ide cerita untuk menulis surat yang akan dikirimakan kepada Akari hingga akhirnya ia berhenti menulis surat untuk Akari, sedangkan Akari mengira Takaki memiliki seorang kekasih di Kagoshima hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti pula menulis surat untuk Takaki.

( Kanae Sumida )


( Beberapa adegan di Chapter 2: Cosmonaut )


Chapter 3: 5 Centimeters Per Second

Chapter ini menceritakan Kehidupan Takaki di kota Tokyo yang sudah dewasa dan sudah bekerja. Di masa Takaki yang dewasa ini sudah memiliki seorang kekasih, tetapi di dalam hatinya masih tersimpan perasaan lama yang memendam terhadap Akari. Dari hari ke hari perasaan Takaki sangat bimbang dan seolah-olah penuh dengan penyesalan bahwa saat dulu di Tochigi ketika bertemu Akari tidak menyatakan cintanya kepada Akari. Hal ini sempat sampai membuat Takaki depresi hingga berhenti bekerja untuk sementara untuk menenangkan diri. Takaki selalu berharap dirinya bertemu dengan Akari di setiap tempat di kota, entah itu di trotoar, di jalan raya, dan di stasiun-stasiun meskipun Takaki tahu bahwa Akari tidak mungkin berada di tempat-tempat seperti itu. Hingga pada Akhirnya Takaki dan Akari bertemu selintas di sebuah perlintasan kereta api namun tidak menegur. Di Chapter ini juga Akari telah bertunangan dengan lelaki lain yang dicintainya dan akan segera menikah.

( Atas: Takaki dewasa, Bawah: Akari dewasa )

( Takaki dan Akari tanpa dengan sengaja berpapasan. )

Begitulah sebagian ringkasan cerita dalam film  5 Centimeters Per Second (秒速5センチメートル Byōsoku Go Senchimētoru) ini. Film ini memang bad ending. Namun, banyak pelajaran juga yang dapat diambil dari film ini. Salah satunya adalah mengandung pelajaran agar bagaimana kita jangan terlalu terlarut dalam kesedihan. Kita memang tidak tahu kehidupan di masa mendatang seperti apa, namun yang dapat dilakukan adalah mengikuti alur kehidupan itu sebagaimana mestinya kehidupan berjalan. Jika menyukai seseorang, maka katakan saja dan jangan ragu agar tidak menyesal di kemudian hari. Jadi dalam hidup ini harus tetap Optimis meski tidak berjalan sesuai yang direncanakan. Begitulah pelajaran yang dapat diambil dari film ini menurut pendapat saya.

Bagi yang penasaran dengan film ini, mungkin bisa melihat trailernya di bawah ini:


Rabu, 09 Oktober 2013

The Garden of Words (言の葉の庭 Kotonoha no Niwa ): Galau sambil belajar... :)

Hari ini saya sedang ingin galau sambil belajar dari sebuah film yang berjudul The Garden of Words (言の葉の庭 Kotonoha no Niwa ) yang merupakan sebuah film anime Jepang karyanya Makoto Shinkai. Film ini adalah adaptasi dari sebuah novel yang cukup terkenal di Jepang. Film tersebut saya tonton bukan saja sekedar untuk hiburan, tetapi juga untuk belajar, baik secara teknis filmnya maupun konten dari film tersebut. Film ini hanya berdurasi  46 menit dan saya akan memaparkan secara ringkas isi dari cerita dalam film tersebut.


Sebut saja Takao Akizuki yang berusia 15 tahun. Ia seorang remaja laki-laki yang duduk di bangku kelas 1 SMA dan sangat antusias dengan sepatu handmade, bahkan suatu saat nanti dirinya berharap dapat menjadi seorang designer sepatu yang profesional. Setiap hujan mengguyur pada pagi hari, Takao selalu bolos sekolah. Entah mengapa ia berbuat demikian dan saat membolos itu Takao selalu pergi ke sebuah taman dan duduk di sebuah gazebo. Hingga suatu hari Takao bertemu dengan seorang wanita yang juga duduk di gazebo tersebut yang merupakan tempat yang biasa dipakai duduk oleh Takao.




Wanita itu bernama Yukari Yukino, berusia 27 Tahun. Yukino juga membolos kerja dan pergi ke taman dan duduk di taman tersebut saat hujan turun. Pertemuan Takao dan Yukino adalah suatu kebetulan yang tak disangka-sangka sama sekali. Namun Takao merasa dirinya pernah mengenalnya tetapi pada kenyataannya mereka memang belum pernah bertemu sama sekali.




Seiring dengan berjalannya waktu, Takao dan Yukino sering bertemu di taman itu sebagaimana kebiasaan mereka selalu membolos saat hujan turun. Kejadian tersebut membuat mereka menjadi saling mengenal, bahkan pada akhirnya Takao jatuh cinta kepada Yukino. Tak disanggka pula bahwa Yukino adalah seorang guru SMA yang mengajar murid kelas 3 di tempat Takao bersekolah.




Meskipun perbedaan umur mereka 12 tahun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Takao untuk menyatakan cintanya kepada Yukino meskipun pada awalnya sempat ditolak. Tetapi sebenarnya Yukino juga memiliki perasaan yang sama kepada Takao.




Begitulah ringkasan cerita dari film The Garden of Words (言の葉の庭 Kotonoha no Niwa ). Yang membuat saya takjub dalam film ini adalah gaya visualnya yang luar biasa dan sangat memanjakan mata. Gaya ceritanya yang unik dan tidak mainstream. Bagi yang penarasan dengan film ini, mungkin bisa lihat trailer-nya di http://www.youtube.com/watch?v=udDIkl6z8X0 . Setelah saya amati film ini, saya mendapatkan pelajaran yang intinya adalah jangan terlalu terlarut dalam kesedihan dan jangan menyerah terhadap sesuatu yang sedang diperjuangkan.