Episode 2: Tetangga yang aneh...
Angin yang menghembus sepanjang perjalanan pulang ke rumah terasa begitu sejuk, namun tercampur dengan perasaan yang kelam dan takut. Tak dipungkiri lagi bila aku benar-benar kaget melihat kejadian hari ini yang menimpa pesawat mig-31 itu. Sesampainya di rumah, aku melihat petugas kantor pos yang sedang memasukkan sebuah surat ke dalam kotak surat di halaman depan rumahku. Aku berpikir bahwa surat itu hanya sebuah tagihan-tagihan seperti biasanya. Aku turun dari sepeda ku dan bergegas mnuju kotak surat itu. Ketika aku hendak mengambil surat itu, tiba-tiba ada suara seorang perempuan memanggil ku.
"Hei kau, anu... permisi..."
".... (aku menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak ada siapapun)..."
"permisi.., anuu.. aku dibelakang mu..."
Kemudian aku menoleh ke belakang dan aku melihat seorang perempuan berambut lurus yang panjangnya kurang lebih antara bahu dan lehernya, bertubuh kurus dan tinggi tubuhnya sekitar 157 Cm. sekiranya aku belum pernah melihatnya. Hal ini membuat ku bertanya-tanya. siapa dia? penghuni baru di depan rumah ku ini yang selama ini kosong?
"Maaf, aku membuat kaget.. hanya ingin sekedar menyapa orang di sekitar sini..." perempuan itu sambil tersenyum.
"Ah, tidak apa-apa... ku pikir suara siapa..."
"Anu, akuu.. penghuni baru di rumah ini. di sepanjang jalan ini hanya rumah ku dan rumahmu saja yang ada. Ku pikir tak ada yang tinggal di dekatku. Apakah itu rumah mu?"
"Ya, ini rumah ku... oh, jadi kau penghuni baru di sekitar sini? pantas saja aku tak pernah melihat mu..."
"Ah iya, anu.. nama ku Naichan. Panggil saja aku Nai... senang berkenalan denganmu..."
"Aku... panggil saja aku 'Einn... senang berkenalan denganmu...
"Aku beruntung memiliki seorang tetangga di sini, ku pikir aku akan tinggal sendirian di sini... di sini sangat sepi ya..."
"ya... karena ini hanya kota kecil berpenduduk sekitar 70.000 orang..."
"hmm, jumlah yang sangat sedikit dengan ukuran pulau yang cukup luas ini..."
"Dari mana kau berasal?"
"sebelum pindah kemari, aku tinggal di Jayakota, cukup jauh dari sini bukan?"
"itu sangat jauh... berarti kau berasal dari Federasi Asia Tenggara?"
"eh anuu, itu benar... Aku pindah kemari sebab tidak ada tempat lagi di sana untuk orang seperti ku..."
"Ah...itu... janganlah berpikir begitu... oh ya, maaf aku harus masuk ke rumah... sebentar lagi langit menjadi gelap... senang bisa mengobrol dengan tetangga baru...". Aku tersenyum mengakhiri pembicaraan ini.
"Baiklah, aku senang dan berharap kita bisa berbicara lebih banyak lagi..."
Ku buka pagar rumah ku dan aku menaruh sepeda ku dekat pintu masuk. Hari ini terasa lelah dan cukup terhibur oleh tetangga yang baru pindah tadi. Aku melihat-lihat ponsel ku mencari pesan yang masuk, kemudian aku membuka surat yang ku ambil dari kotak surat rumahku tadi. Untuk menghilangkan keheningan di rumah aku, aku menyalakan LED TV yang berada di ruang tengah. Kemudian aku duduk di kursi ruangan itu sambil membaca surat yang ku pegang.
Tatkala sedang membaca isi surat tersebut, aku memikirkan tentang tetangga baru itu. Menurutku, Nai sedikit terlihat aneh. Agak sedikit pemalu, gaya berbicara yang agak aneh dan gugup. Dia terlihat masih seperti siswi SMA. Apakah benar dia tinggal sendirian dengan kondisi seperti itu? Rumah yang ditempati gadis itu sudah 5 tahun dibiarkan kosong. Ketika aku sedang berpikir hal itu sambil memperhatikan TV yang menyala, muncul lah liputan berita di TV tentang kejadian pesawat MIG-31 itu. Berita itu menjelaskan bahwa, belum ada kepastian mengenai kejadian tersebut, namun tampaknya berita itu terdengar sangat menegangkan, seolah-olah seperti berita peperangan yang akan segera terjadi.
BERSAMBUNG...